RSS
Post Icon

Pembebasan dan Reformasi Sosial: Pemikiran Gustavo Gutierres dan Hassan Hanafi

Disertasi berjudul PEMBEBASAN DAN REFORMASI SOSIAL: Studi Perbandingan atas Pemikiran Teologi Gustavo Gutierres dan Pemikiran Kalam Hassan Hanafi yang ditulis oleh Dr. Indo Santalia, M.Ag. seorang dosen UIN Alauddin Makassar. selengkapnya...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Post Icon

Nalar Masa Keemasan Islam dan Implikasinya di Indonesia

Disertasi berjudul EPISTEMOLOGI PENDIDIKAN ISLAM : Kajian Atas Nalar Masa Keemasan Islam dan Implikasinya di Indonesia yang ditulis oleh Dr. Mahmud Arif, M.Ag. selengkapnya...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Post Icon

Sunnah Non Tashyi’iyyah – Yusul al-Qardawi

Diertasi berjudul OTORITAS SUNNAH NON TASHRI’IYYAH MENURUT YUSUF AL-QARADAWI yang ditulis olehDr. Tarmizi M. Jakfar, M.Ag. seorang dosen IAIN Ar-Raniry Aceh. selengkapnya...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Post Icon

Masalah Gender di Pesantren Al-Munawir dan Pesantren Ali Maksum Krapyak

Disertasi berjudul GENDER DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi Gender di Pesantren Al-Munawir dan Pesantren Ali Maksum Krapyak Yogyakarta)yang ditulis Dr. Ema Marhumah, M.Pd. seorang Dosen Fakultas Tarbiyah serta aktifis PSW (Pusat Studi Wanita) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Sambutan Promotor Prof. Dr. Hj. Siti Partini Suardiman, S.U. seorang Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) selengkapnya:
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Saudara DR. MARHUMAH yang berbahagia.
Saya mengucapkan selamat atas keberhasilan saudara dalam menempuh pendidikan tertinggi dan bisa meraih gelar akademik tertinggi di duania akademik yang notabene masih terasa nuansa patriarchisnya. Itu artinya saudara telah dengan gigih berusaha keras untuk mewujudkan cita-cita saudara, karena keberhasilan tidak turun dari langit dan bukan pula sebuah hadiah, namun sebuah kerja keras dan perjalanan panjang yang cukup melelahkan. Sekarang saudara telah memperoleh hasil kerja keras saudara yang disertai dengan pengorbanan keluarga baik material, maupun non materiil. Yang terpenting adalah pengorbanan dan pengertian serta keiklasan dari suami tercinta, bapak IR. H. TEDDY SYAMSIDI Yang dengan sabar dan setia selalu mendampingi saudara, di kala sedang menulis dan mengalami kejenuhan, bahkan kadang-kadang mengalami keputus asaan, beliau selalu setia menemani dan memberikan semangat kepada saudara dalam kaitannya melakukan serangkaian kegiatan penulisan disertasi. Pada suatu saat Pagi-pagi sebelum jam 7 telah sampai di rumah saya sang suami dengan setia mengantarkan dan menunggu dengan sabar di dalam mobil ~ bahkan telah mengijinkan istri tercintanya untuk selama 6 bulan tinggal di Kairo menyepi dan menyendiri untuk menulis draf disertasinya. Itu sebuah cermin keiklasan suami yang luar biasa, karena tidak setiap laki-laki bisa seperti itu. Kenapa saya katakana luar biasa? Karena beliau rela untuk menggantikan peran isterinya mendampingi anak-anaknya yang masih keeil dan memantau aktivitas rumah tangganya selama ditinggalkan di negeri orang. Selain itu, beliau rela menjadi duda sementara. Kini kalian telah berkumpul kembali dengan rasa bahagia. Oleh Karena itu ibu, kesuksesan saudara bukanlah kesuksesan ibu sendiri, tetapi ini merupakan kesuksesan keluarga, terutama keluarga inti ibu. Dulu pada zaman pak Harto berkuasa, dalam salah satu pidatonya beliau mengatakan bahwa, laki-laki yang sukses, karena di belakangnya ada perempuan yang tangguh. Dan kini ibu, bahwa dibalik kesuksesan seorang perempuan karena dibelakangnya ada laki-laki yang luar biasa, yang telah memberikan kesempatan dan dukungan kepada isterinya dengan iklas (suaminya). Namun pak TEDDY keikhlasan bapak kini telah terbayar dengan berhasilnya ibu Mar memperoleh gelar akademik tertinggi ini.
Tema penelitian ibu Mar sangat menarik untuk diangkat menjadi sebuah disertasi, karena selama ini di dalam implementasi Inpres no. 9/2000 masih belum memperoleh hasil seperti yang diharapkan. Banyak kendala yang dihadapi, salah satunya adalah agama. Agama memiliki bingkai yang sangat kuat dalam menerapkan kesetaraan gender dan keadilan sosial. Banyak ayat, hadits, dan fikih yang dimaknai secara tekstual, padahal peradaban dan zaman telah berubah, yang seharusnya beberapa ayat tersebut harus lebih dimaknai secara kontekstual. Oleh karena itu disertasi ini mencoba membahas dan menemukan factor-faktor apa yang menyebabkan kuatnya dominasi agama dalam bingkai kesetaraan gender, serta memberikan saran-saran konkrit yang dapat diadopsi kalangan pesantren agar di pesantren tidak lagi terjadi ketidak adilan sosial atas dasar perbedaan jenis kelamin, tetapi dapat membuka akses yang sama bagi jenis kelamin yang berbeda di dalam segala bidang, agar kehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara menjadi lebih berkeadilan social.
Apa yang diraih oleh ibu Mar bukanlah akhir dari sebuah perjuangan panjang, namun baru menjadi titik awal dari sebuah pengabdian dan pengorbanan yang tiada henti. Keberhasilan dan perjalanan ibu, baru masuk ke sebuah terminal baru, dan ibu masih harus melanjutkan perjalanan dan perjuangan panjang ibu, oleh karena itu semangat ibu dan keikhlasan Pak Teddy harus terus menerus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Terlebih lagi ibu berkecimpung di dunia pendidikan yang bemuansa keagamaan, di mana ibu tahu bahwa semua agama di dunia ini merupakan institusi yang paling sulit ditembus untuk mengimplementasikan isu keadilan sosial, terutama isu tentang kesetaraan gender. Dalam kaitan ini, saya akan mengutip pendapat sejarawan terkenal di Indonesia, Bapak Prof. DR. Sartono Kartodirjo, pada saat itu beliau berpesan kepada bimbingannya yang memperoleh gelar DR bahwa, jangan seperti pohon pisang, sekali berbuah terus mati. Pesan saya ibu, anda juga jangan menjadi buah durian, rasanya nikmat sementara tetapi disamping rasa enak ada penyakit yang mengintai, terutama bagi orang yang telah berumur. Oleh karena itu ibu, lebih baik meniru falsafat pramuka Indonesia, dengan symbol pohon kelapa, bisa berbuah banyak dan berkali-kali sehingga ibu dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam waktu yang panjang di banyak kesempatan yang berbeda-beda.

Ibu Marhumah, banyak kalangan yang manaruh harapan besar setelah keberhasilan ibu saat ini, secara pribadi saya berharap agar ibu bisa membuka wacana di kalangan pesantren, agar isu tentang sensitive gender lebih dapat diimplementasikan pada institusi tersebut. Selain itu tentunya, dibalik kesibukan ibu, keluarga berharap, ibu tetap memperhatikan dan memprioritaskan keluarga, terutama suami dan anak-anak, karena kedua komponen itu yang dapat memberikan ketenangan dan menjadikan motivasi untuk terus berjuang. Ibu sudah kembali sepenuhnya menjadi seorang patner dari suami yang baik dan setia, sehingga pak Teddy tidak lagi merasa menjadi duda musiman, tetapi menjadi seorang suami dan ayah sejati. Harapan teman-teman sekolega dan institusi tentunya, ibu dapat lebih berkembang dan berkualitas sehingga dapat memberikan suasana baru yang lebih kondusif di dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang berperspektif gender.
Semoga harapan-harapan di atas sebagai sebuah amanah dan dapat ibu penuhi dengan senang hati.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Post Icon

Pemikiran Iqbal dalam Antropologi Pendidikan Islam

Disertasi berjudul REKONSTRUKSI ANTROPOLOGI PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Pemikiran Iqbal dan Relevansinya dengan Pendidikan Islam di Indonesia) yang ditulis oleh Dr. H. Akhyak, M.Ag.
Sambutan Promotor Prof. Dr. Hj. Siti Partini Suardiman, S.U. seorang Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) selengkapnya:
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Saudara Dr. Akhyak beserta keluarga yang berbahagia.
Hari ini saudara dengan perkenan Allah yang maha kuasa, telah menyelesaikan tugas saudara sebagai mahasiswa sehingga berhak menyandang gelar Doktor, gelar tertinggi bagi seorang ilmuwan.
Saya menyadari bahwa apa yang saudara capai hari ini bukan hal yang mudah, namun menuntut kerja keras, bahkan tidak mustahil penuh onak dan duri. Usaha keras saudara kiranya bukan kerja keras yang sia-sia namun penuh makna yang berbuah manis.
Saudara Dr. Akhyak, saya berharap apa yang sudah saudara capai hari ini tidak akan pernah berhenti sampai disini, justru sebaliknya, saudara diharapkan segera membuka lembaran baru dengan tugas-tugas lain yang lebih menantang, terutama dalam meningkatkan kualitas pendidikan Islam dan memberikan manfaat bagi kita umat manusia.
Saya juga berharap, hasil penelitian saudara segera dapat saudara sosialisasikan, implementasikan, sehingga menghasilkan insan kamil seperti yang saudara harapkan. Saudara juga dituntut untuk melanjutkan penelitian-penelitian berikutnya sehingga menghasilkan berbagai temuan yang relatif baru demi perbaikan pendidikan Islam di Indonesia seperti yang saudara cita-citakan.
Kerja besar tersebut tentu akan berhasil dengan baik jika sekiranya saudara melakukan kerja sama dengan berbagai pihak yang peduli dan kompeten akan permasalahan pendidikan Islam kita.
Akhir kata, Saudara Dr. Akhyak, keluarga (anak isteri yang selama ini selalu mendoakan), lembaga tempat saudara mengabdikan ilmu, nusa, bangsa dan negara, sungguh menanti baktimu.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Post Icon

Lakon Bimo Suci

Disertasi berjudul MORAL ISLAM DALAM LAKON BIMA SUCI yang ditulis oleh Dr. Teguh, M.Ag.
Sambutan Promotor Prof. Dr. Marsono selengkapnya:
Yang terhormat Bapak Rektor UIN Sunan Kalijaga, yang terhormat Bapak Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, yang terhormat para Guru Besar, yang terhormat para undangan, mahasiswa, dan para hadirin hadirat yang saya mulyakan.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Saudara Dr. Teguh, M.Ag. yang berbahagia. Setelah mengalami perjalanan yang agak panjang, karena mulai terdaftar tahun 1999 lalu bisa dihitung sekarang tahun 2008. lagi pula saudara itu mondar mandir cukup jauh. Dari Tulungagung, Yogyakarta, Magelang tempat lahir. Akhirnya Saudara dapat menyelesaikan disertasi ini dengan selamat, Alhamdulillah.
Pada awalnya Saudara menemui saya dan Promotor II dalam hal ini Prof. Dr. H. Iskandar Zulkarnain sangat bersemangat dan kepada saya mengatakan “Ya ini Prof. Saya, anak saya lahir saya lulus S1, anak kedua lahir lulus S2, anak ketiga lahir ya nanti maunya lulus S3”. saya menjawab waktu itu: “Ya baik”, tetapi dalam jalannya waktu, prosesnya agak tertatih-tatih, ya karena jauh dan mungkin di Tulungagung banyak tugas, lagi pula biasanya pada detik-detik terakhir para promovendus pada bersemangat. Tinggal penyempurnaan. Namun ini agak aneh, Saudara Dr. Teguh ini justru malah loyo kemarin itu. Tampaknya hampir-hampir putus asa. Saudara Dr. Tegus pada waktu itu berkata kepada saya: “Wah dos pundi nggih Pak kula niki …. agak panjang yang tidak saya ceritakan dan Alhamdulillah ada alangan.
Ada satu penguji yang paling ditakuti oleh Dr. Teguh. Mungkin do’anya terkabul ha ha ha ha. Takut betul itu Dr. Teguh dengan yang bersangkutan. Saya yang membangkitkan gimana ya bagaimana ya. Dia mengatakan: “Saya ini, ya proses ini seperti perjalanan tokoh Bima dalam detik-detik terakhir”, ya dan saya sendiri dalam hati berkata, karena sudah lama ujiannya Tertutup itu, itu saya pikir promovendus ini menghilang dari kancah studi S3 di UIN, eee… ternyata tiba-tiba muncul, dengan hasil yang sudah revisi yang hasilnya cukup lumayan. Syukur Alhamdulillah. Lalu sekarang diujikan dan Saudara Promovendus mendapatkan gelar tertinggi.
Nah saya harapkan Saudara Dr. Teguh itu menjiwai dan mengamalkan betul apa yang ada dalam perjalanan yang ditempuh oleh Bima yaitu Sembah raga Syari’ah, menuntut ilmu, mengamalkan ilmu, sabar memang sudah sabar, sopan kelihatan juga sopan. Tarekat Sembah Cipta, menyesali hal-hal yang salah. Hakekat sembah Jiwa, memahami ajaran asal-usul manusia. Sangkan paarning dumadi, makrifat sembah rasa yaitu yang tadi hulul dan iktikat saya mohon agak hati-hati, saya mohon banyak membaca lagi agar jangan sampai nanti Saudara Dr. Teguh itu di masyarakat nanti keblabasen karena sebenarnya kata tadi yang muncul anak akhlak itu sangat rahasia, sangat esoterik dan tidak bisa dibuka halsemacam ini kan ujian terbuka macam begitu, dan pada tataran yang nantinya itu tataran makrifat yang tadi bisa bapak ibu kita semua saksikan, itu kata-kata manunggaling kawula gusti dari hasil bacaan saya Dzat Tuhan dan dzat manusia itu semuanya yang saya baca kecuali Syeh Siti Jenar ya itu memang polemik, Dzat Tuhan dan dzat manusia memang tetap berbeda.
Jadi dan itu lebih lanjut dalam Centini dikatakan kalau memperbincangkan hal itu akhirnya itu tetap tankinoyongopo tidak dapat dikatakan dengan kosa kata apapun sampai demikian banyak lalu awang-uwung kosong. Sehingga ini tolong hati-hati karena nantinya itu Saudara Dr. Teguh akan menjadi panutan dan akan diikuti, dan sekarang masyarakat itu sangat mengharapkan. Jadi tugas saudara Dr. Teguh adalah memberi pencerahan, memberi bimbingan seperti penyajian awal-awal waktu akan saudara Dr. Teguh diberi kesempatan untuk mempresentasikan alasan mengapa itu yang menjadi pilihan topiknya.
Saya kira cukup jelas pesan saya mewakili Tim Promotor dan semua para penguji bahwa dalam tataran manunggaling kawulo Gusti memang disitu, apa itu Dzat Tuhan masuk pada manusia sehingga manusia bersifat seperti Tuhan, tetapi Dzat Tuhan dan manusia tetap berbeda, itu hampir sekian banyak yang saya baca seluruhnya itu hampir-hampir begitu dan puncaknya adalah Centini diulas demikian panjang lebar.
Saya kira harapan dan pesan dari saya cukup sekian, sekali lagi selamat berbahagia.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Post Icon

Keimanan kepada Allah dalam al-Qur'an

Disertasi berjudul PENDIDIKAN KEIMANAN KEPADA ALLAH DALAM AL-QUR’AN yang ditulis oleh Dr. H. Burhanuddin Abdullah, M.Ag.
Sambutan Promotor Prof. Dr. H. Kamrani Buseri, M.A. selengkapnya:
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

الحمد لله والصلاه والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن تبع وبعده

Yang terhormat Prof. Dr. H.M. Amin Abdullah, Rektor sekaligus pimpinan sidang pada sidang Promosi ini, yang saya hormati Bapak-bapak dan ibu penguji, yang saya hormati bapak-bapak ibu-ibu suporter pendukung Dr. H. Burhanuddin Abdullah, M.Ag. yang telah tadi secara resmi dilantik oleh Pak Rektor resmi sebagai doktor yang ke 198. tentu saja kita juga mengucapkan selamat kepada pak Dr. H. Burhanuddin Abdullah, M.Ag. beserta istri beliau yang mendampingi setia.
Hadirin yang saya hormati bapak Dr. H. Burhanuddin Abdullah, M.Ag. ini mengemukakan mengenai pendidikan keimanan kepada Allah dalam al-Qur’an, ini sebuah ijtihad ilmiah, ijtihad ilmiah untuk membangun ilmu pendiidkan Islam dalam arti yang lebih besar tadi seperti dikatakan bapak Prof. Dr. H. Muhammad, M.Ag. bahwa yang lebih luas sebetulnya adalah ilmu pendidikan Islam, didalamnya ada ilmu, ada pendidikan keimanan. Ada sub lagi yaitu pendidikan keimanan kepada Allah. Ini yang ditulis, dibahas oleh bapak Dr. H. Burhanuddin Abdullah, M.Ag. ini yang memfokuskan diri pada pendidikan keimanan kepada Allah dalam al-Qur’an. Jadi ini sekali lagi sebuah ijtihad ilmiah untuk membangun ilmu pendidikan Islam.
Karena ini merupakan ijtihad maka itu bisa benar, bisa salah ya, dan yang tidak salah itu al-Qur’an-nya tadi seperti dikatakan oleh ibu Ayu, Sekar Ayu bahwa al-Qur’an jangan dianggap sebagai teori. Itu nanti perlu dipahami bahwa al-Qur’an adalah sumber kebenaran yang tidak bisa disejajarkan dengan teori. Teori itu kan konsep yang sudah disepakati didalam dunia ilmiah, bahwa teori itu dilahirkan oleh manusia, teori itu dilahirkan oleh manusia sebagaimana juga konsep yang lain itu misalnya tadi dikemukakan bahwa ada konsep menyenai pendekatan dan metode. Jadi Pak Maragustam tadi juga mempersoalkan apa itu pendekatan, apa itu metode. Kalau pendekatan itu jawaban rasional untuk menjawab persoalan-persoalan pendidikan. Jadi bagaimana jawaban ilmiahnya? Jawaban rasional kita untuk menjawab persoalan menanamkan pendidikan keimanan kepada Allah ini kepada anak kita. Itu kalau jawaban ilmiahnya itu pendekatan.
Lalu kalau metode adalah jawaban teknisnya. Jawaban teknis, jadi nanti pak Burhan nanti bisa memahami bahwa pendekatan itu adalah jawaban ilmiah rasional. Sementara metode adalah jawaban teknis. Lazim biasanya metode berada didalam pendekatan. Jadi pendekatan itu, lalu ada beberapa metode, pendekatan rasional kritis, apa metodenya? Ada beberapa metode disitu, sehingga konsep ini betul adalah konsep yang didalam dunia ilmiah itu dipahami sama. Jadi apa namanya jangan kita tetapkan bahwa al-Qur’an sebagai teori, itu nanti akan bertambah jauh dan itu tidak disepakati oleh ilmuan terutama ilmuan orang Islam yang memahami duduk persoalan seperti yang saya katakan tadi.
Jadi sekali lagi karena ini ijtihad itu bisa benar bisa keliru, tapi kalau benar itu dua pahala ya. Kalau keliru dia dapat satu pahala ya minimal satu pahala. Tapi kalau kaitan dengan ijtihad ilmiah nanti melahirkan teori. Nah teori ini karena teori ini adalah wilayah kebenaran insani yang nisbi, yang bisa benar bisa salah. Kalau apa namanya salah teori itu, tentu harus kita perbaiki.
Apa teori itu, apa yang disebut teori itu masih benar, masih benar kalau teorinya membantah. Tadi ada beberapa penguji atau beberapa penyangggah yang dikatakan pak Prof. Amin yang diberi kesempatan, ada yang menyanggah tadi.
Jadi nanti itu di apa namanya secara teori artinya itu ada kekeliruan, karena ada sanggahan. Ini tentu harus dipahami, harus dipakai mana yang koherensinya lebih tinggi dari pada koherensi yang lebih rendah.
Memang barangkali toeri itu juga mencakup beberapa variabel, semakin banyak variabel yang dihimpun, maka semakin canggih teori itu. Tetapi kalau semakin sedikit variabel yang dihimpun maka semakin sederhana teori itu. Oleh karena itulah maka mungkin Pak Bur nanti bisa memahami ini. Artinya bahwa satu teori sepanjang tidak teori yang membatalkannya atau yang membantahnya, menyempurnakannya. Maka tetap bisa dipakai. Dan teori pendidikan didalam pendidikan Islam tentunya adalah teori yang bisa menjawab berbagai problematika umat didalam kontek pendidikan Islam yang untuk tadi dikatakan Pak Bur untuk menjadikan seorang yang mukmin sejati. Itu yang perlu kita jawab. Tapi bagaimanapun ini suatu temuan yang berharga bagi kita didalam dunia ilmiah.
Oleh karena itulah kita patut untuk menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Pak Bur sebagai doktor baru di UIN Sunan Kalijaga ini. Jadi sekali lagi kami tentu mengucapkan terima kasih atas temuan-temuan yang sudah Pak Bur berikan didalam disertasi ini.
Nah sekali lagi ingin saya ingatkan bahwa membangun ilmu-ilmu yang Islami tentu saja tidak boleh lepas dengan sumber kebenaran yaitu al-Qur’an atau yang disebut dengan sumber-sumber kauliyah, al-Qur’an dan Sunnah termasuk juga hadis yang umumnya, umumnya ini kauliyah ini lalu deduktif, normatif, motivatif, reflektif umumnya. Sementara kita juga tidak boleh melepaskan dengan sumber kebenaran kauniyah yang umumnya juga induktif. Nah dalam kontek metode tentu saja lebih banyak pada induktif. Dalam kontek materi tentu saja lebih banyak kepada deduktif, normatif karena ini berkaitan dengan keimanan. Tapi bagaimanapun dua-duanya ini harus dipadukan. Nah Pak Bur sebagaian sudah memadukan dan kita berterima kasih sekali lagi atas temuan-temuan beliau ini.
Nah pemahaman yang luas terhadap sumber kauliyah itu akan memberi makna. Sementara pemahaman yang luas adalah sumber kauniyah akan memberi kemudahan tadi dikatakan oleh Pak Prof. Dr. H. Muhammad, M.Ag. atau pak Dr. Hamim Ilyas, M.A. itu bagaimana itu Amrozi itu apakah sebagai seorang hayatan thoyibah atau kehidupan yang memprihatinkan. Nah tentu saja kalau kita memahami bahwa dari pemahaman kauliyah kauniyah maka kita bisa menjawab ini kehidupan yang memprihatinkan ini, ini ada kekeliruan dimana pendidikan keimanannya ini.
Nah sehingga lalu kita-kita nantinya dengan pendidikan ke-Islaman dan pendidikan keimanan kepada Allah ini membuahkan seorang mukmin yang sejati yang hidupnya mudah sekaligus hidupnya bermakna, jalan hidupnya tidak mudah mungkin bermakna, iya, tapi tidak mudah. Atau mudah tapi tidak bermakna, harus kedua-duanya.
Nah ini barangkali sedikit catatan dari kami sebagai kata akhir bersama Pak Hamim yang diberi kepercayaan oleh UIN untuk membimbing Pak Burhanuddin Abdullah ini. Sekali lagi terima kasih dan kami mengucapkan selamat atas kesuksesan bapak Burhanuddin Abdullah beserta istri, anak, cucu serta seluruh keluarga besar Pak Bur.
Studi S3 adalah capaian tertinggi dalam studi formal, sekali lagi selamat dan mohon maaf kalau ada hal-hal yang kurang berkenan, dan kami akhiri terima kasih.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS