RSS
Post Icon

Sunnah Non Tashyi’iyyah – Yusul al-Qardawi

Dimana kekuatan disertasi anda ini sesungguhnya. Setelah mendengar sanggahan-sanggahan tadi, meskipun anda belum mengeksplor lebih dalam tetapi nampak bahwa anda akan memulai babak baru dalam studi hadis, yaitu mendahulukan pendekatan, metode lebih penting ath-Thoriqatu ahammu minal maddah.

Diertasi berjudul OTORITAS SUNNAH NON TASHRI’IYYAH MENURUT YUSUF AL-QARADAWI yang ditulis olehDr. Tarmizi M. Jakfar, M.Ag. seorang dosen IAIN Ar-Raniry Aceh.

Sambutan Promotor Prof. Dr. H.M. Amin Abdullah Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta selengkapnya:

Assalamu’alaikum wr.wb.

……… (maaf tidak terekam karena bertepatan dengan pergantian kaset, maklum masih gaptek).

Kedua Mengucapkan terima kasih kepada para penguji dan penyanggah yang dengan catatan-catatan kritis apa yang anda tulis, saya atas nama Promotor menyampaikan banyak terima kasih. Hanya dengan beliau-beliau akhirnya anda bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik.

Yang ketiga selamat kepada IAIN Ar-Raniry Aceh. Karena dengan selesainya anda berarti tenaga lulusan S3 bertambah dari waktu ke waktu di Ar-Raniry Aceh dan anda diharapkan oleh Rektor segera kembali ke Aceh.

Tadi malam saya ketemu Pak Rektor Pak Yusni: itu teman-teman di Jogja kalau sudah selesai segera mengabdi di Aceh.

Saudara Dr. Tarmizi M. Jakfar, M.Ag. yang berbahagia. Dimana kekuatan disertasi anda ini sesungguhnya. Setelah mendengar sanggahan-sanggahan tadi, meskipun anda belum mengeksplor lebih dalam tetapi nampak bahwa anda akan memulai babak baru dalam studi hadis, yaitu mendahulukan pendekatan, metode lebih penting ath-Thoriqatu ahammu minal maddah. Kajian hadis selama ini al-maddah ahammu minath thariq. Sehingga direproduksi seperti itu bahkan dengan teknologi canggih sekarang. Kalau anda melihat web site, maka mudah sekali kita membaca itu al-maddah ahammu minath thariq.

Anda dalam kajian akademik anda tidak begitu orang mempelajari hadis secara eksplisit maupun emplisit anda ingin mengatakan itu meskipun anda tidak berani terus terang.

Anda ingin mengatakan bahwa apa ath-Thoriqatu ahammu minal maddah, metode itu lebih penting. Metode itu ada dua kerangka teori sekaligus aprouds. Aprouds yang anda gunakan tadi meminjam Qordowi membedakan terlebih dahulu antara sunnah Tasyri’iyah dan sunnah Ghoiru Tasyri’iyah, itu lebih penting didudukan lebih dulu sebelum kita masuk ke dalam materi-materi Kutubu Tsittah atau lebih dari Tsittah itu.

Tadi dari beberapa penanya kita juga sadar bahwa qala Nabi dengan qola Rosul itu berbeda, itu juga ilmu baru saya kira yang anda mestinya nanti juga mengeksplor ke dalam karir akademik anda yang akan datang.

Nah disini tetapi eksplor yang terus menerus anda lakukan adalah anda bagaimanapun ketika berani mengangkat metode aprouds ath-Thoriqah tadi, maka sesungguhnya ada dua dimensi di dalam kemaslahatan tadi. Kemaslahatan era kitab kuning atau kemaslahatan era kitab putih. Itu tidak jelas anda sampai akhir pertanyaan sanggahan Pak Hamim anda kedodoran untuk menjawab. Karena pertanyaan itu sesungguhnya kombinasi antara kitab kuning dan kitab putih. Yak anda dipancing oleh Pak Sjafri tidak bisa menjelaskan dengan baik. Bagaimana Sosiologi dan Antropologi itu, itulah kitab putih. Nah kekuatan anda sesungguhnya meneruskan ulama sebelumnya yang penelitian-penelitian hadis polos hadis. Imam al-Ghozali (Muhammad al-Ghozali) umpamanya dia pernah menulis kitab as sunnah an-nabawiyah baina ahli al-hadis wa ahli al-fiqh. Itu tonggak sejarah pertama dari al-Azhar. Kemudian diteruskan tadi itu adalah sahrur yang sudah, dengan metoda yang mirip-mirip anda lakukan, membagi dulu, ada al-risalah dan ada anhu. Kemudian saya punya disertasi yang baru lahir tahun 2005 oleh Hamadi huwait, as-sunnah bainal ushul wa al-thariq. Begitu perkembangan ilmu hadis itu. Dan itu sangat-sangat penting dan anda mau memasuki wilayah yang sama dengan tasyri’iyah dan non tasyri’iyah. Tetapi masalahnya tadi adalah, ketika anda tadi memasukkan al-muqasirrun dan al-mutathoriqun al hula itu yang berlebih-lebihan fundamentalism. Fundamenalistik sebetulnya itu wilayah kitab kuning, eh maaf itu wilayah kitab putih maka pendekatan anda yang dari awal saya tanya, apasih bedanya maqositus syari’ah dengan sosiologi antropologi dan historis. Anda sudah mulai kesitu tapi belum bisa masuk. Maka nanti pasca disertasi anda harus masuk ke situ. Karena apa? Ada dua kriteria di sini al-mutathoriqun itu ada dua letterel al-mutathoriqun, letterel fundamentalism namanya dan yang kedua liberal fundamentalism.

Ok. Kata-kata liberal sudah punya stigma di Indonesia, tapi sesungguhnya secara keilmuan itu netral saja. Tapi begitu masuk antara power and fight campur antara power and fight di Indonesia jadi salah kaprah itu apa namanya liberal. Tapi sesungguhnya pertanyaan Pak Sjafri tadi adalah bagaimana ada proses, ketika terjadi transmisi sunnah, transmisi sunnah maka terjadi adaptasi dan juga interpretasi. Itu penting sekali adaptasi dan interpretasi.

Ghairu tasyi’iyyah tadi sebetulnya masuk wilayah bagaimana oarng mengadaptasi dengan lingkungan yang berbeda culture, ritual ketika berhadapan dengan berbagai macam agama. Belief. Antara Ahmadiyah dan Ghairu Ahmadiyah, itu belief. Ok. Tapi itu sebetulnya adalah ada proses yang lebih halus namanya adaptasi dan juga interpretasi.

Kalau anda nanti di dalam karir akademik anda ke depan mengembangkan kitab kuning dan putih sekaligus, itu ulama baru di Aceh yang ditunggu-tunggu. Bukan hanya di Aceh tetapi dimana-mana. Ketika anda berkarir di situ anda banyak menulis pasca ini tulisan anda akan dibaca orang, dengan begitu anda bisa diundang ke Ujung Pandang umpamanya. Ya karena Ujung Pandang tradisinya tradisi akademiknya masih isnah dan sanad, matan maksudnya antara matan dan sanad. Belum sampai masuk hal-hal semacam ini. Karena itu anda punya kelebihan di situ, maka kami semua penguji, penyanggah, promotor mengharap bahwa anda berkarir akademik sungguh-sungguh, karena ini dibutuhkan oleh banyak pihak di tanah air dan juga di dunia muslimin.

Selamat sekali lagi dan sukses selalu, kita ketemu nanti dalam seminar, ketemu lagi di dalam jurnal dan begitu selanjutnya.

Kurang lebihnya mohon maaf.

Assalamu’alaikum wr. wb.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: