RSS
Post Icon

Masalah Gender di Pesantren Al-Munawir dan Pesantren Ali Maksum Krapyak

Disertasi berjudul GENDER DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi Gender di Pesantren Al-Munawir dan Pesantren Ali Maksum Krapyak Yogyakarta)yang ditulis Dr. Ema Marhumah, M.Pd. seorang Dosen Fakultas Tarbiyah serta aktifis PSW (Pusat Studi Wanita) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Sambutan Promotor Prof. Dr. Hj. Siti Partini Suardiman, S.U. seorang Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) selengkapnya:
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Saudara DR. MARHUMAH yang berbahagia.
Saya mengucapkan selamat atas keberhasilan saudara dalam menempuh pendidikan tertinggi dan bisa meraih gelar akademik tertinggi di duania akademik yang notabene masih terasa nuansa patriarchisnya. Itu artinya saudara telah dengan gigih berusaha keras untuk mewujudkan cita-cita saudara, karena keberhasilan tidak turun dari langit dan bukan pula sebuah hadiah, namun sebuah kerja keras dan perjalanan panjang yang cukup melelahkan. Sekarang saudara telah memperoleh hasil kerja keras saudara yang disertai dengan pengorbanan keluarga baik material, maupun non materiil. Yang terpenting adalah pengorbanan dan pengertian serta keiklasan dari suami tercinta, bapak IR. H. TEDDY SYAMSIDI Yang dengan sabar dan setia selalu mendampingi saudara, di kala sedang menulis dan mengalami kejenuhan, bahkan kadang-kadang mengalami keputus asaan, beliau selalu setia menemani dan memberikan semangat kepada saudara dalam kaitannya melakukan serangkaian kegiatan penulisan disertasi. Pada suatu saat Pagi-pagi sebelum jam 7 telah sampai di rumah saya sang suami dengan setia mengantarkan dan menunggu dengan sabar di dalam mobil ~ bahkan telah mengijinkan istri tercintanya untuk selama 6 bulan tinggal di Kairo menyepi dan menyendiri untuk menulis draf disertasinya. Itu sebuah cermin keiklasan suami yang luar biasa, karena tidak setiap laki-laki bisa seperti itu. Kenapa saya katakana luar biasa? Karena beliau rela untuk menggantikan peran isterinya mendampingi anak-anaknya yang masih keeil dan memantau aktivitas rumah tangganya selama ditinggalkan di negeri orang. Selain itu, beliau rela menjadi duda sementara. Kini kalian telah berkumpul kembali dengan rasa bahagia. Oleh Karena itu ibu, kesuksesan saudara bukanlah kesuksesan ibu sendiri, tetapi ini merupakan kesuksesan keluarga, terutama keluarga inti ibu. Dulu pada zaman pak Harto berkuasa, dalam salah satu pidatonya beliau mengatakan bahwa, laki-laki yang sukses, karena di belakangnya ada perempuan yang tangguh. Dan kini ibu, bahwa dibalik kesuksesan seorang perempuan karena dibelakangnya ada laki-laki yang luar biasa, yang telah memberikan kesempatan dan dukungan kepada isterinya dengan iklas (suaminya). Namun pak TEDDY keikhlasan bapak kini telah terbayar dengan berhasilnya ibu Mar memperoleh gelar akademik tertinggi ini.
Tema penelitian ibu Mar sangat menarik untuk diangkat menjadi sebuah disertasi, karena selama ini di dalam implementasi Inpres no. 9/2000 masih belum memperoleh hasil seperti yang diharapkan. Banyak kendala yang dihadapi, salah satunya adalah agama. Agama memiliki bingkai yang sangat kuat dalam menerapkan kesetaraan gender dan keadilan sosial. Banyak ayat, hadits, dan fikih yang dimaknai secara tekstual, padahal peradaban dan zaman telah berubah, yang seharusnya beberapa ayat tersebut harus lebih dimaknai secara kontekstual. Oleh karena itu disertasi ini mencoba membahas dan menemukan factor-faktor apa yang menyebabkan kuatnya dominasi agama dalam bingkai kesetaraan gender, serta memberikan saran-saran konkrit yang dapat diadopsi kalangan pesantren agar di pesantren tidak lagi terjadi ketidak adilan sosial atas dasar perbedaan jenis kelamin, tetapi dapat membuka akses yang sama bagi jenis kelamin yang berbeda di dalam segala bidang, agar kehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara menjadi lebih berkeadilan social.
Apa yang diraih oleh ibu Mar bukanlah akhir dari sebuah perjuangan panjang, namun baru menjadi titik awal dari sebuah pengabdian dan pengorbanan yang tiada henti. Keberhasilan dan perjalanan ibu, baru masuk ke sebuah terminal baru, dan ibu masih harus melanjutkan perjalanan dan perjuangan panjang ibu, oleh karena itu semangat ibu dan keikhlasan Pak Teddy harus terus menerus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Terlebih lagi ibu berkecimpung di dunia pendidikan yang bemuansa keagamaan, di mana ibu tahu bahwa semua agama di dunia ini merupakan institusi yang paling sulit ditembus untuk mengimplementasikan isu keadilan sosial, terutama isu tentang kesetaraan gender. Dalam kaitan ini, saya akan mengutip pendapat sejarawan terkenal di Indonesia, Bapak Prof. DR. Sartono Kartodirjo, pada saat itu beliau berpesan kepada bimbingannya yang memperoleh gelar DR bahwa, jangan seperti pohon pisang, sekali berbuah terus mati. Pesan saya ibu, anda juga jangan menjadi buah durian, rasanya nikmat sementara tetapi disamping rasa enak ada penyakit yang mengintai, terutama bagi orang yang telah berumur. Oleh karena itu ibu, lebih baik meniru falsafat pramuka Indonesia, dengan symbol pohon kelapa, bisa berbuah banyak dan berkali-kali sehingga ibu dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam waktu yang panjang di banyak kesempatan yang berbeda-beda.

Ibu Marhumah, banyak kalangan yang manaruh harapan besar setelah keberhasilan ibu saat ini, secara pribadi saya berharap agar ibu bisa membuka wacana di kalangan pesantren, agar isu tentang sensitive gender lebih dapat diimplementasikan pada institusi tersebut. Selain itu tentunya, dibalik kesibukan ibu, keluarga berharap, ibu tetap memperhatikan dan memprioritaskan keluarga, terutama suami dan anak-anak, karena kedua komponen itu yang dapat memberikan ketenangan dan menjadikan motivasi untuk terus berjuang. Ibu sudah kembali sepenuhnya menjadi seorang patner dari suami yang baik dan setia, sehingga pak Teddy tidak lagi merasa menjadi duda musiman, tetapi menjadi seorang suami dan ayah sejati. Harapan teman-teman sekolega dan institusi tentunya, ibu dapat lebih berkembang dan berkualitas sehingga dapat memberikan suasana baru yang lebih kondusif di dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang berperspektif gender.
Semoga harapan-harapan di atas sebagai sebuah amanah dan dapat ibu penuhi dengan senang hati.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: