RSS
Post Icon

Keimanan kepada Allah dalam al-Qur'an

Disertasi berjudul PENDIDIKAN KEIMANAN KEPADA ALLAH DALAM AL-QUR’AN yang ditulis oleh Dr. H. Burhanuddin Abdullah, M.Ag.
Sambutan Promotor Prof. Dr. H. Kamrani Buseri, M.A. selengkapnya:
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

الحمد لله والصلاه والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن تبع وبعده

Yang terhormat Prof. Dr. H.M. Amin Abdullah, Rektor sekaligus pimpinan sidang pada sidang Promosi ini, yang saya hormati Bapak-bapak dan ibu penguji, yang saya hormati bapak-bapak ibu-ibu suporter pendukung Dr. H. Burhanuddin Abdullah, M.Ag. yang telah tadi secara resmi dilantik oleh Pak Rektor resmi sebagai doktor yang ke 198. tentu saja kita juga mengucapkan selamat kepada pak Dr. H. Burhanuddin Abdullah, M.Ag. beserta istri beliau yang mendampingi setia.
Hadirin yang saya hormati bapak Dr. H. Burhanuddin Abdullah, M.Ag. ini mengemukakan mengenai pendidikan keimanan kepada Allah dalam al-Qur’an, ini sebuah ijtihad ilmiah, ijtihad ilmiah untuk membangun ilmu pendiidkan Islam dalam arti yang lebih besar tadi seperti dikatakan bapak Prof. Dr. H. Muhammad, M.Ag. bahwa yang lebih luas sebetulnya adalah ilmu pendidikan Islam, didalamnya ada ilmu, ada pendidikan keimanan. Ada sub lagi yaitu pendidikan keimanan kepada Allah. Ini yang ditulis, dibahas oleh bapak Dr. H. Burhanuddin Abdullah, M.Ag. ini yang memfokuskan diri pada pendidikan keimanan kepada Allah dalam al-Qur’an. Jadi ini sekali lagi sebuah ijtihad ilmiah untuk membangun ilmu pendidikan Islam.
Karena ini merupakan ijtihad maka itu bisa benar, bisa salah ya, dan yang tidak salah itu al-Qur’an-nya tadi seperti dikatakan oleh ibu Ayu, Sekar Ayu bahwa al-Qur’an jangan dianggap sebagai teori. Itu nanti perlu dipahami bahwa al-Qur’an adalah sumber kebenaran yang tidak bisa disejajarkan dengan teori. Teori itu kan konsep yang sudah disepakati didalam dunia ilmiah, bahwa teori itu dilahirkan oleh manusia, teori itu dilahirkan oleh manusia sebagaimana juga konsep yang lain itu misalnya tadi dikemukakan bahwa ada konsep menyenai pendekatan dan metode. Jadi Pak Maragustam tadi juga mempersoalkan apa itu pendekatan, apa itu metode. Kalau pendekatan itu jawaban rasional untuk menjawab persoalan-persoalan pendidikan. Jadi bagaimana jawaban ilmiahnya? Jawaban rasional kita untuk menjawab persoalan menanamkan pendidikan keimanan kepada Allah ini kepada anak kita. Itu kalau jawaban ilmiahnya itu pendekatan.
Lalu kalau metode adalah jawaban teknisnya. Jawaban teknis, jadi nanti pak Burhan nanti bisa memahami bahwa pendekatan itu adalah jawaban ilmiah rasional. Sementara metode adalah jawaban teknis. Lazim biasanya metode berada didalam pendekatan. Jadi pendekatan itu, lalu ada beberapa metode, pendekatan rasional kritis, apa metodenya? Ada beberapa metode disitu, sehingga konsep ini betul adalah konsep yang didalam dunia ilmiah itu dipahami sama. Jadi apa namanya jangan kita tetapkan bahwa al-Qur’an sebagai teori, itu nanti akan bertambah jauh dan itu tidak disepakati oleh ilmuan terutama ilmuan orang Islam yang memahami duduk persoalan seperti yang saya katakan tadi.
Jadi sekali lagi karena ini ijtihad itu bisa benar bisa keliru, tapi kalau benar itu dua pahala ya. Kalau keliru dia dapat satu pahala ya minimal satu pahala. Tapi kalau kaitan dengan ijtihad ilmiah nanti melahirkan teori. Nah teori ini karena teori ini adalah wilayah kebenaran insani yang nisbi, yang bisa benar bisa salah. Kalau apa namanya salah teori itu, tentu harus kita perbaiki.
Apa teori itu, apa yang disebut teori itu masih benar, masih benar kalau teorinya membantah. Tadi ada beberapa penguji atau beberapa penyangggah yang dikatakan pak Prof. Amin yang diberi kesempatan, ada yang menyanggah tadi.
Jadi nanti itu di apa namanya secara teori artinya itu ada kekeliruan, karena ada sanggahan. Ini tentu harus dipahami, harus dipakai mana yang koherensinya lebih tinggi dari pada koherensi yang lebih rendah.
Memang barangkali toeri itu juga mencakup beberapa variabel, semakin banyak variabel yang dihimpun, maka semakin canggih teori itu. Tetapi kalau semakin sedikit variabel yang dihimpun maka semakin sederhana teori itu. Oleh karena itulah maka mungkin Pak Bur nanti bisa memahami ini. Artinya bahwa satu teori sepanjang tidak teori yang membatalkannya atau yang membantahnya, menyempurnakannya. Maka tetap bisa dipakai. Dan teori pendidikan didalam pendidikan Islam tentunya adalah teori yang bisa menjawab berbagai problematika umat didalam kontek pendidikan Islam yang untuk tadi dikatakan Pak Bur untuk menjadikan seorang yang mukmin sejati. Itu yang perlu kita jawab. Tapi bagaimanapun ini suatu temuan yang berharga bagi kita didalam dunia ilmiah.
Oleh karena itulah kita patut untuk menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Pak Bur sebagai doktor baru di UIN Sunan Kalijaga ini. Jadi sekali lagi kami tentu mengucapkan terima kasih atas temuan-temuan yang sudah Pak Bur berikan didalam disertasi ini.
Nah sekali lagi ingin saya ingatkan bahwa membangun ilmu-ilmu yang Islami tentu saja tidak boleh lepas dengan sumber kebenaran yaitu al-Qur’an atau yang disebut dengan sumber-sumber kauliyah, al-Qur’an dan Sunnah termasuk juga hadis yang umumnya, umumnya ini kauliyah ini lalu deduktif, normatif, motivatif, reflektif umumnya. Sementara kita juga tidak boleh melepaskan dengan sumber kebenaran kauniyah yang umumnya juga induktif. Nah dalam kontek metode tentu saja lebih banyak pada induktif. Dalam kontek materi tentu saja lebih banyak kepada deduktif, normatif karena ini berkaitan dengan keimanan. Tapi bagaimanapun dua-duanya ini harus dipadukan. Nah Pak Bur sebagaian sudah memadukan dan kita berterima kasih sekali lagi atas temuan-temuan beliau ini.
Nah pemahaman yang luas terhadap sumber kauliyah itu akan memberi makna. Sementara pemahaman yang luas adalah sumber kauniyah akan memberi kemudahan tadi dikatakan oleh Pak Prof. Dr. H. Muhammad, M.Ag. atau pak Dr. Hamim Ilyas, M.A. itu bagaimana itu Amrozi itu apakah sebagai seorang hayatan thoyibah atau kehidupan yang memprihatinkan. Nah tentu saja kalau kita memahami bahwa dari pemahaman kauliyah kauniyah maka kita bisa menjawab ini kehidupan yang memprihatinkan ini, ini ada kekeliruan dimana pendidikan keimanannya ini.
Nah sehingga lalu kita-kita nantinya dengan pendidikan ke-Islaman dan pendidikan keimanan kepada Allah ini membuahkan seorang mukmin yang sejati yang hidupnya mudah sekaligus hidupnya bermakna, jalan hidupnya tidak mudah mungkin bermakna, iya, tapi tidak mudah. Atau mudah tapi tidak bermakna, harus kedua-duanya.
Nah ini barangkali sedikit catatan dari kami sebagai kata akhir bersama Pak Hamim yang diberi kepercayaan oleh UIN untuk membimbing Pak Burhanuddin Abdullah ini. Sekali lagi terima kasih dan kami mengucapkan selamat atas kesuksesan bapak Burhanuddin Abdullah beserta istri, anak, cucu serta seluruh keluarga besar Pak Bur.
Studi S3 adalah capaian tertinggi dalam studi formal, sekali lagi selamat dan mohon maaf kalau ada hal-hal yang kurang berkenan, dan kami akhiri terima kasih.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: